I. Pengertian Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum secara Etimologis
Webster’s Third New International Distionery menyebutkan Curriculum berasal dari kata curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti :
1. Berlari cepat
2. Tergesa-gesa
3. Menjalani
Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :
1. Lari cepat, pacuan, balapan berkereta, berkuda, berkaki
2. Perjalanan, suatu pengalaman tanda berhenti
3. Lapangan perlombaan, gelanggang, jalan
Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti “jarak yang ditempuh”. Semula dipakai dalam dunia olahraga.
B. Beberapa definisi tentang Kurikulum
a. Pengertian secara tradisional :
Pertengahan abad ke XX pengertian kurikulum berkembang dan dipakai dalam dunia pendidikan yang berarti “sejumlah plejaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah”.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti Kurikulum SD dengan nama “Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat” tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I s.d. kelas VI.
b. Pengertian modern :
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya “Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah”.
Menurut B. Ragan mengemukakan kurikulum adalah “Semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”
Menurut Soedijarto, sebuah pengalaman Pemikiran Bagi Prosedur Perencanaan dan Pengembangan; kurikulum Perguruan Tinggi, BP3K Departeman Pendidikan dan Kebudayaan tahu 1975 ”Segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas penulis menyimpulkan bahwa Kurikulum adalah merupakan suatu usaha terrencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
II. Konsep dasar kurikulum
1. Kurikulum 1975
Disebut demikian karena pembakuannya dilakukan pada tahun 1975 dan berlaku mulai tahu itu pula. Kurikulum 1975 menyempurnakan atau bahkan merubah kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1968. kurikulum 1975 banyak dipengaruhi oleh aliran Psikologi Behavioral; segala sesuatu diukur dari hasilnya, dan diwujudkan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur. Oleh sebab itu, kurikulum 1975 berorientasi pada tujuan yang dirumuskan secara operasional dan behavioral. Bentuk kurikulum yang demikian dipandang mengandung beberapa kelemahan, antara lain terlalu terpusat pada pencapaian tujuan, sehingga melupakan proses yang dalam dunia pendidikan sangatlah penting.
2. Kurikulum 1984
Kurikulum ini banyak dipengharuhi oleh aliran psikologi Humanistik, yang memandang anak didik sebagai individu yang dapat dan mau aktif mencari sendiri, menjelajah dan meneliti lingkungannya. Oleh sebab itu kurikulum 1984 menggunakan pendekatan proses, disamping tetap menggunakan orientasi pada tujuan.
3. Kurikulum 1994
Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya dengan dasar kurikulum 1984 pada kurikulum 1994 muncul istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kegiatan belajar cenderung didalam kelas, mengejar target berupa materi yang harus dikuasai, berorientasi kognitif.
4. Kurikulum 2004
Kurikulum ini disusun lebih kompleks sebagai pengembangan kurikulum sebelumnya , tujuan terarah pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Pengembangan ada pada guru dan sekolah. Semua proses terstandarisasi mulai dari proses pembelajaran hingga hasil belajar siswa. Perubahan total nampak jelas jika dibandingkan antara kurikulum 1994 dengan kurikulum 2004 dengan alasan relevansi. Kurikulum ini populer dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis Konpetensi)
Untuk mempermudah memahami kurikulum dari tahun 1974 hingga 2004 maka perhatikan tabel perbandingan kurikulum dibawah ini
III. Dimensi-dimensi kurikulum
KURIKULUM SEKOLAH DASAR
Dimensi | Kurikulum sekolah dasar 1965 – 1974 |
Tujuan pendidikan nasional | Membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945 |
Orientasi pelajaran | Mampu hidup berdiri sendiri di masyarakat |
Kualifikasi lulusan | Warga negara yang memiliki mental moral budi pekerti yang tinggi, keyakinan agama yang kuat, berkecerdasan, dan berketerampilan yang tinggi, dan memiliki fisik yang kuat dan sehat |
Orientasi/isi kurikulum | Kelompok pembinaan jiwa pancasila kelompok pembinaan pengetahuan dasar, kelompok pembinaan kecakapan khusus |
Desain kurikulum | Menuju integrasi kurikulum dari TK s.d. PT. Tiap segi pendidikan dicantumkan tujuan dan pedoman palaksaan dan cara merangsang agar anak melakukan kegiatan yang aktif. |
Pendekatan metodologis | Tidak jelas |
Penilaian | Sistem ujian negara |
Bimbingan | |
KURIKULUM SD SMP SMA SPG
KURIKULUM BARU (1975-1985)
Dimensi | Kurikulum baru 1975-1976 |
Dasar | KPTD, MPR-RI No. IV ?MPR/1973.
Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta pembangunan bangsa. |
Tujuan pendidikan dan pengajaran |
Tujuan Pendidikan Umum
Tujuan Institusional
Tujuan Kurikuler
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus |
Orientasi pelajaran |
Keseimbangan antara kognitif, keterampilan dan sikap.
Keseimbangan antara pelajaran teori dan praktek
Menunjang pada ketercapaian tujuan pendidikan dan pengajaran |
Kualifikasi lulusan |
Jelas dan terarah pada lapanga kerja tertentu
Mengandung aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor |
Organisasi kurikulum |
Pendekatan bidang studi program terdiri dari :
Program umum, akademik/kejuruan,pendidikan keterampilan. |
Desain kurikulum |
Berorientasi pada tujuan
Efisiensi dan efektifitas
Relevansi dan kebutuhan
Keluwesan dan keadaan
Pendidikan seumur hidup |
Pendekatan metodologis |
Pendekatan PPSI dan metode satuan pelajaran
Menggunakan konsep CBSA
Lengkap dengan pedoman:
Metode, evaluasi, bimbingan, administrasi dan supervisi. |
Penilaian |
Penilaian sumatif dan formatif
TPB, EBTA, EBTANAS |
Tabel perbandingan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984
Faktor Pembanding | Kurikulum 1975 | Kurikulum 1984 |
Pendekatan | Menggunakan pendekatan sistem, dengan orientasi pada tujuan | Pendekatan keterampilan proses, dengan tidak meninggalkan orientasi pada tujuan |
Sistematika | Sistematika Kurikulum 1975
1. Tujuan institusional SMP/SMA
2. Struktur program kurikulum
3. GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran)
4. Sistem penyajian yang menggunakan pendekatan
5. Sistem penilaian
6. Sistem bimbingan dan penyuluhan
7. Administrasi dan supervisi |
1. Tujuan institusional SMA
2. Program pengajaran : inti khusus dan pengelolaan program
3. Proses pelaksanaan kurikulum-pendekatan keterampilan proses
- Satuan pelajaran
- Ketuntasan belajar
- Sistem kredit
- Ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
- Bimbigan karier
- Sistem penilaian
4. Administrasi dan supervisi |
Struktur Program |
1. Program pendidikan umum
2. Program pendidikan akademik :
- Program mayor untuk masing-masing jurusan
- Program minor untuk tiap jurusan
3. Program pendidika keterampilan |
1. Program inti 15 bidang
2. Program pilihan :
- Program pilihan A, untuk bekal melanjutkan ke perguruan tinggi.
- Program pilihan B memberikan bekal kerja dan melanjutkan ke perguruan tinggi. |
Jurusan |
Kurikulum 1975 menggunakan tiga jurusan
1. Jurusan IPA
2. Jurusan IPS
3. Jurusan Bahasa
Ketiga jurusan tersebut sama-sama memiliki kesempatan atau persiapan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. |
Tidak menggunakan istilah jurusan, yang ada hanyalah jalur program :
1. Program pilihan A
2. Program pilihan B
Program B dipersiapkan untuk terjun ke dunia kerja, tetapi juga dipersiapkan untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Program B disesuaikan dengan daerah masing-masing sesuai dengan kebutuhan. |
Sistem Penyampaian |
Dengan pendekatan PPSI, dikembangkan lebih lanjut melalui satuan pelajaran |
Dengan pendekatan keterampilan proses, penyajian juga menggunakan satuan pelajaran : |
Ketuntasan Belajar |
1. Jika 60% siswa gagal mengerjakan pekerjaan, materi diulang keseluruhan.
2. Jika yang gagal kurang dari 60% mereka mengulang sendiri-sendiri.
3. Jika siswa telah mencapai penguasaan 75% atau lebih dianggap menguasai. |
1. Ketuntasan kelompok dicapai jika minimal 85% jumlah siswa memenuhi ketuntasan belajar perseorangan.
2. Penguasaan minimal ketuntasan belajar adalah 75% dari setiap satuan bahasantelah dimiliki. |
Program Perbaikan Dan Pengayaan | sda
Program perbaikan untuk kurikulum 1975 ada, hanya pelaksanaannya dilakukan olehsiswa sendiri tanpa jadwal tersendiri.
Program pengayaan tidak berjalan, karena siswa belajar kolektif dengan satuan waktu tertentu siswa tidak bisa lebih cepat atau lebih lambat dari yang lain |
Program perbaikan dilakukan oleh siswa atas bimbingan guru dengan jadwal tertentu.
Program pengayaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai ketuntasan penguasaan, sebab ketuntasan masing-masing berbeda. |
Sistem Kredit |
Tidak menggunakan sistem kredit |
Menggunakan sistem kredit dalam arti setiap kegiatan belajar siswa untukbidang studi tertentu setelah tuntas dihargai dengan kredit.
1 kredit = 1 jam tatap muka + ½ jam pekerjaan rumah perminggu persemester (1 jam = 45 menit) |
Sistem BP |
Bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana BP yang ada selama ini |
Disamping BP secara umum, diselenggarakan Bimbingan karier, yang menekankan pada bimbigan kelompok dan bimbingan pemilihan program serta bimbingan masa depan siswa. |
Sistem Penilaian |
1. Kegiatan yang dinilai adalah hasil belajar
2. Jenis penilaian : formatif dan sumatif
3. Nilai kokurikuler tidak diperhitungkan tersendiri. |
1. Kegiatan yang dinilai proses dan hasil
2. Jenis penilaian : formatif, sub-sumatif dan sumatif
3. Nilai kokurikuler disatukan dalam menghitung nilai raport. |
Sistem Administrasi Dan Supervis |
Struktur sekolah terdiri dari :
1. Kepala sekolah
2. 2 Wakasek
3. Koordinator BP
4. Dewan guru
5. Siswa
6. TU |
Struktur seklah terdiri dari :
1. Kepala sekolah
2. 4 Wakasek
3. TU
4. Dewan duru
5. Siswa
Adanya 4 Wakasek membawa implikasi pengadminis trasian yang berbeda dengan kurikulum 1975.
Disamping itu bidang supervisi telah secara tegas dipilahkan antara supervisi teknis dan supervisi teknis edukatif |
Tabel perbandingan antara Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004
Faktor Pembanding |
Kurikulum 1975 |
Kurikulum 1984 |
Aspek Filosofis |
Struktur keilmuan yang hasilnya berupa materi pelajaran |
· Kompetensi lulusan
· Standar kompetensi
· Struktur keilmuan –karakteristik bidang studi
· Perkembangan psikologi siswa – kerekteristik siswa
· Standar kompetensi negara lain
· Perkembangan dan tuntutan masyarakat |
..... |
· Dikembangan tujuan kurikuler, TIU, dan TIK |
· Kompetensi dasar
· Indikator pencapaian kompetensi
· Materi pokok
· Pengalaman belajar siswa
· Sistem penilaian berkelanjutan
· Alokasi waktu sesuai ke dalam materi
· Sumber bahan / alat |
..... |
Fokus pada aspek kognitif |
· Fokus pada kognitif, afetif dan psikomotor |
Aspek Tujuan |
Siswa menguasai materi |
· Siswa mencapai kompetensi tertentu |
..... |
· Bahan ajar berdasar pada TIU dan TIK |
· Bahan ajar memanfaatkan sumber daya didalam dan diluar sekolah |
..... |
· Tujuan berdasar pada tujuan institusional, tujuan kurikuler, TIU dan TIK |
· Tujuan berdasar pada kompetensi yang ingin dicapai |
..... |
· Menyiapkan siswa kejenjang pendidikan tinggi |
· Membekal akademik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi
· Mampu memecahkan masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermartabat |
Aspek Materi Pembelajaran |
· Materi pembelajaran ditentukan oleh pemerintah |
Materi pelajaran ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar |
..... |
· Materi pelajaran sama untuk semua sekolah |
· Pusat hanya menetapkan materi pokok (esensial) |
..... |
· Target guru menyampaikan semua materi pelajaran |
· Target guru memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi |
..... |
· Fokus pada aspek kogniti |
· Fokus pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor |
..... |
· Disusun berdasarkan TIU dan TIK |
· Disusun berdasar karakteristik mata pelajaran, perkembangan peserta didik dan sumberdaya yang tersedia |
Aspek Proses Pembelajaran |
· Bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran |
· Bersifat individual (mempertimbangkan kecepatan siswa yang tidak sama) |
..... |
· Guru sebagai pusat pembelajaran |
Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek pendidikan |
..... |
· Pembelajaran cenderung dilakukan dikelas |
Pembelajaran dilakukan didalam dan diluar kelas |
..... |
· Metode mengajar cenderung monoton |
Metode mengajar bervariasi |
..... |
· Pembelajaran mengejar target materi |
· Pembelajaran berdasar pada kompetensi dasar yang harus dicapai
· Ada program remedial dan pengayaan |
Aspek Cara Penilaian |
· Acuan norma |
· Acuan kriteria |
..... |
Penilaian menekankan pada kemampuan kognitif |
· Penilaian mencakup tiga aspek : kognitif, afektif dan psikomotor |
..... |
· Penyusunan bahan penilaian berdasarkan pada tujuan perkelas dan persemester |
· Didasarkan pada materi esensial yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa |
..... |
· Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan siswa yang lain |
Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain |
..... |
Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test |
· Ujian menggunakan berbagai teknik(teknik performance test, objektif test, dll) dan metode penilaian portofolio |
Daftar pustaka
Hamalik, Oemar, 1990, Pengembangan Kurikulum (Dasar-dasar dan Pengembangannya), CV. Mandar Maju, Bandung
Soetopo, Hendyat dan Soemanto, Wasty, 1991, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum sebagai substansi problem administrasi pendidikan, CV. Bumi Aksara, Jakarta.
Sumber: http://eko13.wordpress.com